Pernah membaca comment warganet serta dibalas admin satu diantara instansi negara?
Pernah dengar protes seseorang Konsumen brand Burger termasyhur yang direspon oleh eksekutif lokasi nya? *cmiiw
Pernah ketahui ada brand roti yang diboikot sebab larang rotinya dipasarkan di even spesifik?
Pernah ada juga pada suatu acara, suatu brand ekspedisi pengantaran barang yang pesertanya minum es batu, eh salah minuman keras?
Serta yang paling akhir, apa brand marketplace yang CEO nya salah nge-tweet selanjutnya ada perbuatan “sakit hati” dari partisan profil politik dengan pergerakan meng-uninstall terapan itu?
Bagaimana hati Anda lihat kejadian itu?
Apa Anda terasa terhibur, simpati, kasian, tidak suka, puas, berang, sedih, atau campur-baur seperti nasi uduk? Wkwkw.
Benar-benar nya brand dapat bicara serta dapat punya sikap seperti manusia?
Lha itu perumpamaannya di atas. Hati yang muncul dari kita selaku manusia pada suatu brand, sesuai sama hati yang muncul pada setiap manusia.
Sehingga brand itu dapat melakukan komunikasi, miliki kepribadian, dapat membuat puas atau berduka, dapat digemari atau dibenci, dapat dimimpikan juga.
Sehingga miliki brand yang miliki kepribadian serta dapat melakukan komunikasi dengan bagus pada bagian pasar.
Umpama, brand Anda kerudung syar’i. Putuskan nama brand yang agamis. Bangun gambar visual yang pas. Mulai prinsip tanda yang miliki filosofi agamis, pemanfaatan tagline yang cocok, dan bermacam bentuk turunan yang lain mesti kuatkan gambar syar’i. Kenali bagian pasar lalu bangun kepribadian yang sesuai sama serta diingini pasar. Biar sewaktu lihat brand Anda, orang bakal katakan
“Ini aku sekali.”
Berarti, kepribadian mereka persis dengan kepribadian/personality brand Anda. Apabila kepribadian sama, jadi Konsumen bakal miliki emosi ikatan dengan brand Anda.
Disamping padanan kepribadian, trik lain yang bakal lebih merapatkan brand Anda dengan Konsumen ialah padanan pekerjaan harian, kegemaran yang serupa/serupa, padanan budaya, padanan nasib, korelasi background, padanan misi, visi yang sepaham, profil favorite yang serupa, menggenggam dasar yang serupa serta masihlah banyak kembali.
Perihal ini seperti interaksi perkawanan, kalau tiap-tiap dari kita lebih pengin bersama orang yang punya penilaian serta wawasan yang serupa. Meski tidak semuanya orang begitu . Sehingga, buat emosi ikatan yang kuat dengan Konsumen, bangun interaksi yang bagus. Membuat Konsumen mu kasmaran di brand mu. Nach bila telah kasmaran mereka bakal ikhlas bela brand kita berusaha keras atau dikatakan brand loyalis. Kita nanti saja siapa loyalis dari brand e-commerce merah yang sekarang ini sedang digempur.
Salam hangat,
Prasetyo Adi
Founder Kawakibi.id